MUTIARA HIKMAH



sejalan pagi tiba menjemput hari berkabung

kaupun datang membawa sisa luka

yang masih menganga

di ingatan

di hati

di lara yang tak bisa membendung tumpahan

air mata

kaubawa juga asa dan harga diri yang telah

lama luluh terbakar angkara

telah lalu menjadi elegi tentang kemanusiaan,

keadilan, dan jiwa-jiwa pencari kedamaian

sejati.

usai kauruwat jejak yang menggugurkan

hayat orang terkasih

letih, perih sangat terasa

betapa duka kian meraja, kian menikami sukma

ketika Ground Zero diselimuti sesaji dan karangan

bunga

lalu kausimak bisikan angin pantai merajuk :

“Jika kau lebih manusiawi menghargai perbedaan

asali setiap insan, perbedaan itu akan menjadi pe-

nentu arah kebijakan hidup hakiki. Jika kau pedu-

li. Jika tidak, perbedaan hanya akan membuat ma-

nusia menjadi anjing, bahkan menjadi sampah per-

adaban.”

suara kecil itu menyusup begitu dalam ke

palung hatimu

seraya merakit kehormatan pribadi sang pemaaf,

mengikis dendam yang telah usang – berkarat di

relung-relung nurani

hingga kau tengadah pasrah

berserah diri dan keyakinan

ke keluasan, ke keagungan tak terkira…

selagi kau bertasbih…

semakin lirih doa larut di puncak kesabaran :

bung, semoga di negrimu Tuhan mengampuni

segala dosa.

Legian, 9 November 2008.

Home News Oase Puisi-puisi Wahyu Barata Kompas.com – 19/12/2008, 17:53 WIB

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Puisi-puisi Wahyu Barata”, https://nasional.kompas.com/read/2008/12/19/17533823/twitter.com?page=all