GELONDONG BERGULUNG, TAK BERGULUNG, BERGULUNG

selepas ketinggian lewati tempat salju menebal, udara lembut
    menggali-gali lorong jalan, menumpulkan dengan menghangatkan tepian
    es — potongan-potongan balok yang telah padat membeku di sepanjang
musim                             dingin

lalu musim semi membuka jalan-jalan ke malam, melubangi ketebalan
    kegelapan yang tak dapat ditembus karena bertambah kelabu seperti dia dulu
    mengabut
    gumpalan yang menyebar meneruskan jalan mereka untuk
    merambah bumi, lorong-lorong (meski di dalam batas hutan
    kau tak terlihat dari padang luas) membuat bentangan lahan layak hidup;

dan lalu yang sama, ketika tahun berganti lagi,
    melandai ke diagonal, balok-balok akan menjadi lebih dangkal,
    menarik ke dalam, pelebar dan penumpul, memutuskan menentang
    bentang hutan, hari-hari — ombak-ombak kecil berbalik pasang surut
menjadi lebih dangkal dan lebih dangkal, jangkauan mereka kepada pasir
lebih lemah
dan lebih lemah sampai

malam panjang, panjang wilayah tertutup yang tak terjamah malam adalah
     di sini lagi.


                                                                                                                                (Jenny Joseph)

Puisi Gelondong, Bergulung, Tak Bergulung, Bergulung karya Jenny Joseph diterjemahkan oleh Wahyu Barata dari Buku Kumpulan Puisi The Poetry
Book Society Anthology 1988-1989, disunting oleh David Constantine.Puisi-puisi karya para penyair  Hutchinson ini edisi pertamanya dipublikasikan tahun 1988 oleh Hutchinson, an imprint of Century Hutchinson Ltd., Brookmount House, 62-65 Chandos Place,London WC2N4NW, dan oleh The Poetry Book Society Ltd.,21 Earl Court Square, London SW-5 Century Hutchinson Australia (Pty) Ltd. 

KOMPASIANA ADALAH PLATFORM BLOG, SETIAP ARTIKEL MENJADI TANGGUNGJAWAB PENULIS.LABEL 

fiksiana

fiksi

puisi