Oleh: Wahyu Barata PW | Januari 17, 2019

CITA

air mengalir pecah-pecah

gemercik menembus ke luka tanah yang

kian meradang

harga diri telah lama jatuh dan hanyut

bersama limbah-limbah peradaban.

di tepi sungai kawanan itik berebut sam-

pah-sampah kematian.

ketika angin terima janji-janji racun birahi.

“Bersucilah, pada sisa-sisa kesejatian!”

ajaib!

mata air jernih

seketika berkuasa mengikis angkara

sampai jauh ke ujung harapan

dahaga suka citapun terobati

di gunung

di lembah

di hutan

di sungai

dan di ladang jiwa

“Berenang bebas ke mana suka!”

arus air mengantar sejarah ke masa depan.

(ternyata di alam ini ada juga sumber kebijak-

sanaan, meski hari yang berganti pagi masih

terkunci dalam mimpi).

2003.





Tinggalkan komentar

Kategori